Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan proses pembelajaran yang mencakup tujuan, bahan kajian, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Dengan kata lain, kurikulum adalah "peta jalan" dalam proses pendidikan yang mengarahkan siswa menuju tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Perkembangan kurikulum di Indonesia merupakan cerminan dari dinamika sejarah, sosial, budaya, dan politik bangsa. Sejak kemerdekaan hingga saat ini, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan tersebut didorong oleh berbagai faktor, seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan kebutuhan masyarakat, serta tuntutan zaman.
Sebelum Indonesia merdeka, sistem pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kolonialisme Belanda. Kurikulum yang diterapkan lebih berorientasi pada kepentingan penjajah, yaitu mencetak tenaga kerja yang terampil untuk mendukung kegiatan ekonomi kolonial.
Setelah Indonesia merdeka, sistem pendidikan nasional mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Berikut adalah beberapa periode penting dalam sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia:
1. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)
Ciri: Kurikulum ini lahir di masa revolusi, sehingga lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain.
Tujuan: Membentuk manusia Indonesia yang berkarakter kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.
2. Kurikulum 1952
Ciri: Merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1947. Kurikulum ini lebih menekankan pada keterkaitan antara materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Tujuan: Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat.
3. Kurikulum 1968
Ciri: Kurikulum ini merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Tujuan: Membentuk manusia Pancasila sejati yang kuat, sehat jasmani, dan cerdas.
4. Kurikulum 1975
Ciri: Kurikulum ini menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
Tujuan: Meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dengan perkembangan zaman.
5. Kurikulum 1984
Ciri: Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Tujuan: Mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan.
6. Kurikulum 1994
Ciri: Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan potensi siswa secara utuh.
Tujuan: Membentuk siswa yang memiliki kompetensi yang lengkap.
7. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Ciri: Kurikulum ini lebih menekankan pada pencapaian kompetensi siswa.
Tujuan: Meningkatkan kualitas lulusan yang siap kerja.
8. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
Ciri: Kurikulum ini memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Tujuan: Meningkatkan fleksibilitas dan relevansi pendidikan.
9. Kurikulum 2013
Ciri: Kurikulum ini lebih menekankan pada pengembangan karakter siswa dan penguasaan kompetensi inti.
Tujuan: Membentuk siswa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Ciri: Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Kurikulum ini juga menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan pengembangan kompetensi abad 21.
Tujuan: Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurikulum
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Perubahan kebutuhan masyarakat
Tuntutan zaman
Perubahan politik dan kebijakan pemerintah
Kesimpulan Perkembangan kurikulum di Indonesia merupakan proses yang dinamis dan terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum terbaru diharapkan dapat menjawab tantangan pendidikan di masa depan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.